Selasa, 06 Oktober 2015

Memiliki Prinsip Hidup

Salah satu hal yang membedakan kita satu sama lain adalah prinsip hidup, pegangan hidup. Seseorang harus memiliki prinsip dalam hidupnya, agar tidak mudah terombang-ambing bahkan masuk ke dalam pergaulan yang menjerumuskan. Dengan pegangan hidup pun nilai hidup seseorang menjadi ada. 

Jika seseorang memiliki prinsip dalam hidupnya maka mereka akan memiliki nilai-nilai yang telah mereka atur sendiri sehingga tidak akan bertingkah sembarangan yang bakal merugikan dirinya sendiri. Berbeda dengan orang yang tidak memilki prinsip hidup, merka bakal mudah terperosok dalam 'jurang', tersesat dalam hidup mereka, karena tidak memiliki pegangan dan tujuan dalam hidup mereka.

Bagi saya sendiri, prinsip hidup saya adalah untuk terus memiliki mimpi dan berusaha menggapainya, untuk diri sendiri maupun keluarga. Bahwa mimpi apa yang saya ingin capai jangan tegantung pada orang lain atau termakan omongan orang lain, asal mimpi itu tidak berlawanan dengan norma dan etika dalam agama, serta akan memberikan makna pada orang-orang yang saya sayangi, maka saya tidak akan melepaskan mimpi itu meski terasa sangat sulit dan banyak hambatan. Mungkin ini idealisme, tetapi tidak ada salahnya juga untuk jadi sedikit idealis dalam hidup kita.

Carl Jung, dalam bukunya,  Memories, Dreams, Reflections“Wherever there is a reaching down into innermost experience, into the nucleus of personality, most people are overcome by fright, and many run away … The risk of inner experience, the adventure of the spirit, is in any case, alien to most human beings.”

“The intelligent have plans; the wise have principles.” 
― Raheel Farooq


“Ideology knows the answer before the question has been asked.

Principles are something different: a set of values that have to be adapted to circumstances but not compromised away.” 
― George Packer

Peduli

Allah SWT berfirman:
وَتَعَاوَنُواْ عَلَى الْبرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُواْ عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُواْ اللّهَ إِنَّ اللّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran." (QS Al Ma’idah: 2)

Dalam Hadist yang shahih disebutkan Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan kaum mukminin dalam hal kecintaan, rahmat dan perasaan di antara mereka adalah bagai satu jasad. Kalau salah satu bagian darinya merintih kesakitan, maka seluruh bagian jasad akan ikut merasakannya dengan tidak bisa tidur dan demam”

Dalam hadist lainnya Rasulullah SAW bersabda, “Muslim yang satu dengan muslim yang lainnya seperti sebuah bangunan, saling menguatkan satu dengan yang lainnya”


Dari sisi agama saja kita sudah diharuskan untuk peduli, tolong-menolong, saling membantu. Ini menunjukan betapa sebuah kepedulian itu begitu penting bagi semua orang. Manusia merupakan zoon-politicon, yaitu makhluk sosial, yang tidak dapat hidup tanpa orang lain. Kalau kita peduli pada orang lain, maka saya percaya, di saat kita sulit pun orang lain akan peduli pada kita. Maka dari itu, kita harus mampu meningkatkan kepekaan kita terhadap sekitar kita dan tidak mengabaikan lingkungan sekitar.



“Jika kita memilih tidak peduli, lebih sibuk dengan urusan masing-masing, nasib negeri ini persis seperti sekeranjang telur di ujung tanduk, hanya soal waktu akan pecah berantakan.”








Tanggung Jawab


Tanggung jawab menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dan sebagainya.Tanggung jawab dimulai dari hal-hal kecil. Contoh kecilnya, saya diberikan amanah uang sekian untuk membayar uang kuliah, kost, dan kepentingan lainnya, maka saya pun melakukan tugas tersebut tanpa menggunakannya untuk berfoya-foya kemudian berbohong pada orangtua. Seperti yang pernah saya tuliskan di post Jujur, saya terbiasa untuk bersikap jujur pada mereka, dan bagi saya kejujuran menimbulkan pula sikap tanggung jawab pada diri kita.

Kita pun memiliki tanggung jawab terhadap Tuhan kita. Saya sebagai muslim bertanggung jawab untuk melaksanakan kewajiban saya sebagai hamba-Nya (shalat, membaca Al-Qur’an, berpuasa).

Dengan memulai bertanggung jawab dari hal-hal kecil, maka kita pun lama-kelamaan akan dapat melakukan hal-hal besar yang tentu butuh tanggung jawab yang lebih besar lagi.

“The man who passes the sentence should swing the sword. If you would take a man's life, you owe it to him to look into his eyes and hear his final words. And if you cannot bear to do that, then perhaps the man does not deserve to die.” 
― George R.R. MartinA Game of Thrones

“The price of greatness is responsibility.” 
― Winston S. Churchill

Disiplin


Menurut Wikipedia disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya termauk melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya. Seperti dalam sebuah permainan sepak bola. Ada sebelas pemain yang bermain mula-mula untuk satu tim. Masing-masing memiliki peran dan fungsi maing-masing. Kiper bertugas menjaga gawang dari serangan lawan di sekitar kotak penalti. Pemain belakang bertugas untuk menjaga areal pertahanan dari serbuan lawan, sementara gelandang memiliki peran dan fungsi berbeda lainnya, begitu juga penyerang. Setiap pemain harus disiplin dalam menjalankan tugas mereka masing-masing jika ingin tim mereka menang dan tidak kebobolan. Ini menunjukkan peran penting kedisiplinan dalam mencapai kesuksesan.

Kita semua tahu kalau ada yang salah dengan kedisiplinan rakyat Indonesia kebanyakan. Lewat lima sampai sepuluh menit bukan masalah. Saya pun sesekali masih seperti itu. Tetapi seiring berjalannya waktu ketika kita mewajarkan keterlambatan tersebut, terlambat sepuluh menit menjadi waktu on time kita, dan terlambat dua puluh menit menjadi waktu toleransi kita. Ini lah yang selalu saya usahakan pada diri saya, untuk setidaknya, tidak mewajarkan keterlambatan sepuluh menit dan berusaha untuk berdisiplin waktu. Disiplin lainnya, selain waktu, misalkan menaati peraturan yang ada. Setidaknya, dengan menaati peraturan, kita bisa terhindar dari kesalahan di dalam linkungan tersebut, dan tidak merasa resah karena telah melanggarnya.

Jujur

Sejak masih kecil hal yang sellau diajarkan oleh orangtua saya adalah untuk selalu bersikap jujur. Ketika kita bersikap jujur, maka kita akan dihargai oleh orang lain. Mulai dari hal-hal yang kecil sampai yang besar. Saya pun selalu berusaha untuk terus mengamalkan sikap kejujuran tersebut. Meski terkadang masih ada saja kala di mana bersikap jujur menjadi sulit untuk dilakukan. Tapi satu hal yang selalu saya pegang adalah bertindak jujur pada diri sendiri dan keluarga. Karena saya pun meruapakan seorang yang begitu berorientasi pada keluarga, yang begitu dekat dengan keluarga, saya tidak pernah untuk tidak bersikap tidak jujur pada mereka.

Rasulullah SAW pun pernah bersabda:

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Wajib atas kalian berlaku jujur, karena sesungguhnya jujur itu menunjukkan kepada kebaikan, dan kebaikan itu menunjukkan kepada Surga. Seseorang senantiasa jujur dan berusaha untuk selalu jujur sehingga ia ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian sifat dusta, karena sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada keburukan, dan keburukan itu menunjukkan kepada Neraka. Seseorang senantiasa berdusta dan berusaha untuk selalu berdusta sehingga ia ditulis disisi Allah sebagai seorang pendusta.” (SHOHIH. Diriwayatka oleh imam Muslim no. 6586).