Dewasa ini
populasi yang semakin padat mengecilkan pula lahan-lahan semakin sempit dan
sesak, hingga sering terlupakan areal terbuka untuk penghijauan dan penyerapan
air. Khusus DKI Jakarta, setidaknya ditargetkan ruang terbuka hijau sebanyak 16%,
sayangnya baru mampu terealisasikan saat 10% saja dari luas DKI. Padahal idealnya
menurut beberapa pengamat, setidaknya, DKI membutuhkan 20-30% ruang terbuka
hijau. Di sini lah, pentingnya peran manusia dalam penataan kota untuk menjaga
lingkungan hidupnya.
all-free-download.com |
Konsep green building—bangunan hijau sebenarnya
telah dikenal sejak tahun 1960-1970an (sumber: Wikipedia: Green Building). Mulai
tahun 1990-an lah negara-negara maju mulai marak mengampanyekan konsep bangunan
hijau, di mana pemanasan global telah begitu kritis dan butuh perhatian lebih.
Tapi, mari tidak bicara terlalu jauh soal pemanasan global, setidaknya, dengan
konsep bangunan hijau ini banyak hal yang dapat dicapai untuk lingkungan kita.
Yang ingin ditekankan di sini adalah peran pemerintah serta para pelaku
pembangunan di Indonesia terhadap keramahan lingkungan.
Tidak ada
salahnya kita belajar dari negara tetangga terdekat kita, Singapura.
Sesungguhnya, awalnya, perdana menteri pertama Singapura, Law Yuan Kei, mengadopsi
ruang terbuka hijau di kawasan Menteng ketika beliau masih tinggal di sana.
Namun, sekarang malah Indonesia yang meninggalkan hal tersebut, sementara
Singapura semakin melesat dengan menjual aspek kehijauan mereka pada turis yang
datang ke negara mereka.
Ini tidak
terlepas pula dari peran arsitek dalam pembangunan. Menurut Yu Sing Lim,
seorang arsitek yang terkenal dengan keramahan lingkungan dengan anggaran
rendah dalam pembangunannya, dengan semakin padatnya penduduk Jakarta membuat
lahan dan tanah semakin tertutup perlu adanya penggagasan bangunan yang lebih
ramah lingkungan. Lim selalu menyarankan kliennya untuk membuat bagian khusus
untuk membuat area hijau tersendiri untuk tempat penyerapan air bahkan
mengelola limbah di lahan sendiri, dengan cara memanen air hujan agar dapat
digunakan kembali
credit: all free download |
“Saya
masih ingin menjadi arsitek, namun saya juga tidak ingin adanya banjir lagi.
Jadi, saya berkontribusi dalam memberikan solusi bangunan,” kata Lim. (sumber:
NatGeo Indonesia)
Selain pembuatan
area penyerapan air, pembangunan pun perlu memperhatikan konsep bangunan hijau
lainnya, seperti mengurangi pemborosan energi, dengan efisiensi penggunaan
energi salah satunya merencanakan jelas keluar-masuknya cahaya alami dari
ventilasi dan jendela-jendela, kanopi tanaman dan pepohonan untuk meneduhkan
penghuni sekaligus meredam panas, pengguaan serta perawatan gedung yang lebih
ramah lingkungan, dan lain sebagainya. Kriteria-kriteria itu lah yang telah
berhasil dianut oleh pergedungan di Singapura sana, menjadikan negara kecil
tersebut empat derajat lebih sejuk dibandingkan Indonesia, terkhusus kota
terdekatnya Batam, Kepulauan Riau.
Perlu adanya pendidikan
lanjutan untuk para pelaku pembangunan agar lebih peduli pada konsep bangunan
hijau ini, merubah mind set lah yang perlu ditekankan dalam pendidikannya. Sementara
negara-negara lain berlomba-lomba dalam membuat bangunan-bangunan ramah
lingkungan, jangan sampai negara kita tertinggal dari perlombaan tersebut. Ini
pula lah yang lalu menjadi tantangan para arsitek negara kita, apakah mereka
mampu berkreasi dengan berkonsep pada green
building atau tidak.
Di luar perkara
bangunan, konsep hijau juga meliputi pemberdayaan masyarakat sekitar yang
dengan sendirinya berandil mengurangi emisi. Contohnya, dalam konteks green hotel, beberapa hotel di Yogyakarta memberdayakan
tukang becak, petani, dan perajin suvenir.
Pengoperasian hotel
juga bukan perkara bisnis semata. Para pengelola hotel dan warga sekitar perlu
menjadi agen perubahan—mengubah mindset dengan menerapkan konsep hijau dalam
kehidupan sehari-hari. (sumber: NatGeo Indonesia)
Bagaimana pun
juga, menciptakan bumi yang sehat bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi
seluruh lapisan masyarakat. Perlu adanya sinergisitas dan harmonisasi antara
masyarakat dan pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang sehat. Dengan lingkungan
yang sehat pula akan meningkatkan pula produktivitas manusia, yang akan
meningkatkan pula kualitas hidup masyarakat. Sudah seharusnya semua lapisan
untuk turut andil dalam menyelamatkan bumi kita ini dari kondisi kritisnya saat
ini. Dalam artikel ini terkhususkan untuk para arsitektur yang diberikan kelebihan dan pekerjaan untuk memaksimalkan konsep bangunan hijau ini.
all-free-download.com |
Sumber:
http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/11/arsitek-juga-terlibat-dalam-masalah-banjir
http://nationalgeographic.co.id/foto-lepas/tag/bangunan+hijau
http://www.kompasiana.com/christiesuharto/menuju-jakarta-30-rth-dari-yang-sekarang-11-saja-mungkinkah_54f8287aa33311315e8b462f
https://en.wikipedia.org/wiki/Green_Home
https://en.wikipedia.org/wiki/Green_building
http://www.antaranews.com/berita/529252/jakarta-lakukan-bunuh-diri-ekologis
Artikel ini dibuat untuk tugas KPLI Modul 8. Mohon tidak copy-paste tanpa izin penulis.
Penulis: Annisa Hidayati P.
Y017-ANNISA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar